Kabupaten Pasuruan sangat kaya akan potensi wisata alamnya. Bagian barat wilayah kabupaten ini (perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Malang) adalah dataran tinggi yang cukup sejuk, dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Kawasan tersebut terdapat villa-villa peristirahatan, dan sejumlah perumahan elit. Kawasan pegunungan ini juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Di antara obyek wisata andalan Pasuruan adalah Taman Safari Indonesia II di Prigen dan Kebun Raya Purwodadi. Sebelah selatan Kota Pasuruan terdapat Gunung Bromo, salah satu tujuan wisata utama Jawa Timur. Selain itu, terdapat beberapa wisata air terjun yang sangat indah dan sayang untuk tidak disinggahi jika sedang berkunjung ke Kabupaten Pasuruan. Berikut ini adalah beberapa obyek wisata air terjun yang ada di Kabupaten Pasuruan.
Air Terjun Gumandar
Air Terjun Gumandar ini cukup unik karena tidak mempunyai aliran sungai untuk mengaliri air yang dijatuhkan dari atas tebingnya, namun langsung masuk ke tanah untuk diserap dan kemudian keluar lagi lewat sumber air disekitar pemukiman penduduk.
Tak jauh dari Air Terjun Gumandar terdapat air terjun lain dengan nama Air Terjun Deleg. Keberadaan air terjun ini sekitar 11 km dari Kaliandra, Pusat Pendidikan Alam dan Budaya.
Pemandangan kedua air terjun di kawasan ini hanya dapat dilihat mendekati akhir musim hujan, sekitar Februari – Maret karena di luar musim tersebut debit airnya kecil sehingga tak tampak.
Lokasi:
Terletak di Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak 7 km dari desa terdekat, Dayurejo. Perjalanan ke sana membutuhkan ketahanan fisik. Dengan bus jurusan Surabaya Malang, turunlah di Sukorejo, daerah di dekat Pandaan. Dari sini naiklah ojek sampai ke sekolah alam Kaliandra dengan ongkos sekitar Rp 15.000,-. Bila beruntung mungkin tukang ojek yang nekad akan mengantar sampai batas hutan. Kebanyakan ojek hanya sampai di gerbang sekolah alam karena dari situ jalanan berubah menjadi makadam. Alternatif lain dengan menyewa jeep.
Air Terjun Kakek Bodo
Air Terjun Kakek Bodo berada di ketinggian 850 m dpl dan memiliki terjunan air sekitar 40 m. Air terjun ini berada di kawasan wisata Tretes di lereng Gunung Welirang di pegunungan Prigen, Jawa Timur, tepatnya dalam kawasan hutan lindung di RPH Prigen, BKPH Lawang Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan.
Fasilitas yang tersedia antara lain shelter, tempat bermain anak-anak, musholla dan warung-warung kecil penjaja makanan. Juga terdapat kolam renang dengan tiket masuk sebesar Rp 5000,- /orang, dan bumi perkemahan. Di lokasi wisata Tretes ini nanyak terdapat hotel dan vila-vila yang disewakan untuk menginap.
Di kawasan ini, keberadaan air terjun Kakek Bodo tidak sendirian. Ada tiga air terjun lainnya yang bisa ditemui dalam perjalanan lintas hutan di kawasan wisata andalan Jawa Timur itu, masing-masing adalah Air Terjun Alap-alap dengan ketinggian 40 meter, Putuk Truno dengan ketinggian 45 meter, dan Sengguruh dengan ketinggian 30 meter.
Di beri nama Kakek Bodo karena mengisahkan seorang kakek yang di sebut dengan kakek yang bodoh (bodo). Menurut cerita penduduk setempat "Kakek Bodo" dahulunya adalah seorang pembantu rumah tangga keluarga Belanda. Dia seorang yang saleh dan jujur. Dia meninggalkan keluarga Belanda tersebut untuk mensucikan diri meninggalkan masalah keduniawian dengan bertapa. Karena sikapnya ini keluarga Belanda yang ditinggalkannya menyebutnya sebagai kakek yang bodoh (Kakek Bodo).
Berkat bertapanya sang kakek memiliki kelebihan/kesaktian yang digunakan untuk membantu masyarakat setempat yang meminta pertolongan. Kakek Bodo meninggal di tempat bertapa. Makamnya sampai sekarang dikeramatkan oleh penduduk setempat dan banyak dikunjungi para pejiarah dari berbagai kota besar. Menurut sang juru kunci, makam Kakek Bodo juga sering dikunjungi para pejabat dan pembesar.
Lokasi:
Terletak di Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak sekitar 51 km dari Surabaya ke arah Malang atau dari Malang dengan jarak tempuh 70 km. Untuk menuju Air Terjun Kakek Bodo sangat mudah, karena lokasi ini termasuk tujuan daerah wisata yang sudah dikenal dengan sebutan Tretes.
Ada tiga pintu masuk menuju air terjun ini. pintu satu (melalui Candi Jawi) dan dua (Taman Safari II Prigen) adalah pilihan terdekat untuk langsung menuju lokasi air terjun. Namun bila ingin menikmati jalan yang lebih jauh bisa masuk pada pintu tiga yaitu tepat di belakang hotel Surya. Umumnya yang melewati pintu tiga adalah para pendaki gunung Welirang atau gunung Arjuna dan yang berkemah, karena lokasi ini adalah termasuk bumi perkemahan yang digunakan untuk kegiatan berkemah.
Bagi pengguna kendaraan umum, dari Surabaya naik bus jurusan Malang atau sebaliknya dengan ongkos sekitar Rp. 5000, turun di Pandaan dan dilanjutkan naik minubus berupa Izusu L300 ke jurusan Tretes. Kendaraan yang menuju kawasan wisata Tretes ini akan berhenti di pertigaan Pasar Buah Tretes. Ongkos minibus berkisar Rp.5.000 - Rp 7 500 per orang. Selanjutnya turun di depan hotel Tanjung.
Setiba di areal parkir perjalanan diteruskan sekitar 1 km melalui jalanan setapak yang cukup bagus dengan coran dan tidak terlalu menanjak hingga tiba di lokasi.
Air Terjun Alap-alap
Air Terjun Alap alap berada di atas Air Terjun Kakek Bodo dimana masih di sekitar area pegunungan Gunung Arjuno dan Welirang. Ketinggian air terjun ini sekitar 40 m dengan tiga tingkatan. Debit terjunan air tidaklah besar dan mengalir melewati sela-sela tebing batu. Di bawah kucuran ini terdapat kolam yang menampung air dengan luas sekitar 60 m2.
Nama alap alap diambil dari salah satu jenis burung pemangsa yang menjadi habitat hidup burung yang dikenal sebagai Elang Jawa.
Lokasi:
Terletak di Desa Pecalukan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak 6 km ke selatan dari Bumi Perkemahan Wanawisata Air Terjun Kakek Bodo. Kondisi jalan ke sana berupa jalur setapak yang rawan longsor dan licin dengan medan yang cukup lumayan berat menembus hutan dan naik turun tebing. Waktu yang dibutuhkan menuju ke lokasi kurang lebih sekitar 2 jam.
Air Terjun Putuk Truno
Air Terjun Putuk Truno memiliki ketinggian air sekitar 45 m dan berada kaki Gunung Welirang dan Arjuno. Air Terjun berada kawasan wisata Tretes dan berjarak hanya sekitar 400 m dari Air Terjun Kakek Bodo.
Konon, nama air terjun ini diambil dari mitos seseorang yang bernama Joko Truno, seseorang yang bertapa disekitar lokasi air terjun hingga menjelma menjadi ular (Putuk).
Lokasi:
Terletak di Jalan Putuk Truno, Desa Pecalukan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak sekitar 55 km ke arah selatan kota Surabaya. Dari pintu masuk utama yang berada di jalan Putuk Truno Pringgen, sekitar 500 m dari jalan raya Pandaan - Tretes. Kondisi jalan ini menanjak hingga menuju pos masuk. selanjutnya dari pos masuk ini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni jalan setapak kurang lebih 300 m hingga mencapai lokasi air terjun. Jalan setapak ini sudah dibeton dan dibuatkan undak-undak hingga memudahkan pengunjung datang. Di beberapa tempat, terlihat papan peringatan untuk berhati-hati karena daerah tersebut rawan longsor. Di sisi sebelah kanan adalah tebing, sementara di samping kiri adalah sungai yang tertutupi oleh rimbunnya pepohonan. Di atas tebing sebelah kiri terlihat vihara yang persis dibangun di pinggir tebing.
Air Terjun Coban Baung
Coban Baung memiliki ketinggian sekitar 100 m dan terletak di dalam Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung yang memiliki luas 195,50 Ha. Air terjun ini bergandengan dengan Kebun Raya Purwodadi di sebelah barat dan merupakan pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Welang dan Sungai Beji.Selain Coban Baung, di sisi timur lokasi terdapat empat buah air terjun dengan ketinggian 10 – 20 meter yang terletak di sepanjang aliran Sungai Beji.
Lokasi:
Terletak di Desa Cowek, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak sekitar 65 km dari Surabaya dengan waktu tempuh sekitar 90 menit atau 30 km dari Malang dengan waktu tempuh 45 menit.
Untuk mencapai lokasi air terjun ini dapat dicapai dengan mudah, baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Bila dari arah perjalanan Surabaya - Malang, belok kiri ke jalan kecil yang tepat pada persimpangan kecil sebelum pagar pembatas Kebun Raya Purwodadi. Jalan kecil ini cukup dilalui mobil dan akan akan berakhir diareal parkir wisata air terjun (4 km jauhnya). Selanjutnya untuk menuju ke lokasi masih harus berjalan kaki lagi sekitar 200 meter kebawah menuruni anak tangga yang telah tersusun rapi dan terbuat dari lapisan batu dan semen.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi, tidak terdapat tempat untuk sekedar melepas lelah, mengingat curamnya anak tangga yang ada bisa dipastikan akan banyak menyita tenaga saat perjalanan balik nantinya. Satu-satunya tempat yang bisa digunakan untuk beristirahat hanyalah dengan duduk sejenak pada anak tangga itu sendiri, yang tentunya akan cukup menganggu bagi mereka yang hendak melalui anak tangga tersebut.
Air Terjun Coban Cemoro Gading
Coban Cemoro Gading merupakan air terjun tertinggi di kawasan Nongkojajar. Sama seperti Air Terjun Sumber Nyonya, Coban Cemoro Gading juga tergolong tidak berbahaya sebab air yang jatuh langsung mengenai batu sehingga tidak ada tempat kubangan air yang dalam. Tempat ini tergolong sulit dijangkau karena letaknya yang sangat jauh.
Lokasi:
Terletak di Desa Ngadirejo, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur.
Air Terjun Coban Waru
Coban Waru juga dikenal sebagai Coban Joyo atau juga Coban Wonosari. Coban ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Curah hujan di kawasan ini rata-rata 1.800 mm/th dengan bulan basah antara November sampai Maret dan bulan kering antara bulan April hingga Oktober yang mencapai suhu sekitar 22°C. Tempat ini sangat cocok untuk melepaskan kepenatan dari aktivitas sehari-hari. Kondisi alamnya yang masih perawan dan udaranya yang sejuk akan membuat pikiran lebih tenang dan tidak ingin beranjak dari tempat ini.Lokasi:
Terletak di Dusun Kayukebek, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak sekitar 20 km dari ibukota Kecamatan Purwodadi. Untuk mencapai air terjun ini dari Purwodadi (yang terletak diatara Kecamatan Lawang dan Purwosari) mengambil arah ke Nongkojajar (yang ditandai papan petunjuk berupa plang besar bertuliskan wisata alam Nongkojajar dengan gambar buah apel). Setelah melewati desa Cowek, Dawuhansengon (Sengon) dan Gerbo perjalanan diteruskan hingga ke Desa Tutur. Setibanya di pertigaan (bunderan kecil) ambil/belok ke kanan hingga sampai di Desa Nangkojajar. Jarak dari pertigaaan ke Desa Nangkojajar tersebut sekitar 3 km. Selanjutnya dari pasar Nangkojajar perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki selama 1 jam perjalanan menuju air terjun tersebut (perlu diingat selama perjalanan menuju Desa Nongkojajar akan dijumpai beberapa persimpangan, berpatokanlah pada arah yang ditandai di batu yang bertuliskan arah ke Gunung Bromo di jamin tidak akan tersesat).
Air Terjun Rambut Moyo
Nama Rambut Moyo konon berasal dari nama makam Mbah seorang tokoh yang namanya diabadikan untuk identitas air terjun tersebut. Sesuai dengan namanya, aliran air terjun ini mirip rambut, tipis namun tersebar banyak. Di bebatuan yang dilewati aliran air terjun banyak ditumbuhi lumut tebal berwarna hijau dengan banyak batu-batu besar berserakan disekitarnya.Air terjun Rambut Moyo berada di kawasan pegunungan Bromo-Tengger pada ketinggian sekitar 1500 meter di atas permukaan laut (dpl) dan terdiri dua tingkatan dimana bagian atas terlihat lebih pendek dibandingkan bagian bawahnya. Ketinggian terjunan air ini sekitar ± 40 meter dengan telaga kecil yang airnya cukup dangkal dibawahnya.
Lokasi:
Terletak di Dusun Krajan, Desa Palangsari, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Berjarak sekitar 25 km ke selatan dari Kota Pasuruan. Jika dari Ibukota Kecamatan Tutur, Nongkojajar dapat tempuh sekitar 45 menit. Untuk mencapai air terjun sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi karena kendaraan umum hanya sampai di Nongkojajar. Bagi yang tetap menggunakan kendaraan umum dapat meneruskan perjalanan dengan naik ojek di Nongkojajar.
Selain melalui rute melewati Nongkojajar bisa juga langsung melalui Puspo, umumnya pilihan pertama lebih disukai karena akses jalan ke sana ke air terjun lebih mudah dan lebih dekat. Waktu tempuh yang dibutuhkan menuju kesana dari jalan raya Surabaya-Malang sekitar dua jam, dimana satu jam adalah untuk berjalan kaki dari kampung terakhir menuju lokasi ait rerjun. Kondisi jalan kesana masih berupa jalan setapak yang hanya cukup untuk dilewati satu orang dan berada di lereng pegunungan. Selain banyak dipenuhi rumput liar, sebagian jalan juga berbatu dengan sebelah kiri jurang yang terlihat cukup curam. Lokasinya yang berada di balik perbukitan tidak memungkinkan untuk dicapai dengan menggunakan kendaraan. Apalagi, jaraknya pun cukup lumayan. Sekitar satu kilometer.
Dikarenakan lokasinya berada di balik perbukitan dan rawan longsor, makan kewaspadaan tinggi diperlukan mengingat daerah ini sering terjadi longsor dadakan. Hal ini terlihat dari banyaknya titik bekas longsor tersebut.
Air Terjun Sumber Nyonya
Air Terjun Sumber Nyonya ini merupakan air terjun yang tergolong aman karena air tidak langsung jatuh ke tanah, dimana air yang jatuh terlebih dahulu mengenai bebatuan yang berada di tingkat yang lebih rendah, sehingga tidak ada tempat yang dalam di sekitar hempasan air. Air terjun ini terletak di areal perkebunan kopi penduduk. Keberadaan air terjun ini tidak jauh dari Wanawisata Bukit Flora.
Lokasi:
Lokasi:
Terletak di Dusun Gunung Sari, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar